Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca
CORE: Jelang Natal, pasokan
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-13 03:02:35【Resep Pembaca】464 orang sudah membaca
PerkenalanPengamat ekonomi dari Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy Manilet. ANTARA/HO-Core/am.se

sejumlah komoditas pangan telah menunjukkan tekanan musiman menjelang Natal dan tahun baru, di antaranya cabai, beras dan bawang
Jakarta (ANTARA) - Ekonom Center of Reform on Economics(CORE) Yusuf Rendy Manilet mengimbau pemerintah untuk menjaga pasokan dan distribusi pangan strategis menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 agar inflasi tetap terkendali dalam sasaran.
Saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa, Yusuf Rendy Manilet menjelaskan sejumlah komoditas pangan telah menunjukkan tekanan musiman menjelang Natal dan tahun baru, di antaranya cabai, beras dan bawang yang mulai mengalami kenaikan harga di sejumlah daerah.
“Karena itu, perhatian utama pemerintah dan Bank Indonesia (BI) ke depan adalah menjaga kelancaran distribusi dan memastikan pasokan pangan strategis tetap mencukupi sampai akhir tahun,” kata Yusuf.
Permintaan terhadap telur dan daging ayam memperlihatkan peningkatan, yang diharapkan menjadi efek dari pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Namun, Yusuf mengingatkan, efek program ini terhadap inflasi perlu dilihat secara hati-hati.
Pasalnya, program belum terealisasi penuh dan relatif masih terbatas di sejumlah daerah, sehingga dampaknya terhadap harga sejauh ini belum terlalu besar.
“Namun, jika realisasi meningkat, penting untuk mengamankan pasokan agar ngak menimbulkan tekanan harga di sisi bahan pangan hewani,” tuturnya.
Sebagaimana laporan Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia mengalami inflasi tahunan sebesar 2,86 persen year-on-year (yoy) pada Oktober 2025.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terbesar disumbang oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang naik 4,99 persen yoy dengan andil inflasi 1,43 persen. Komoditas yang paling berpengaruh dalam kelompok tersebut ialah cabai merah, diikuti beras dan bawang merah.
Sementara menurut komponen, seluruh komponen mengalami inflasi, baik komponen inti, komponen harga diatur pemerintah, maupun komponen harga bergejolak (volatile food), dengan inflasi tertinggi tercatat pada komponen harga bergejolak.
Komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 6,59 persen dengan andil inflasi sebesar 1,05 persen. Komoditas yang memberikan andil inflasi adalah cabai merah, beras, bawang merah dan daging ayam ras.
Sedangkan komponen inti tercatat mengalami inflasi tahunan 2,36 persen dengan kontribusi terhadap inflasi umum sebesar 1,52 persen dan komponen harga diatur pemerintah naik 1,45 persen dengan andil inflasi 0,29 persen.
Baca juga: Ekonom: RI perlu daya tawar lebih agar AS beri tarif rendah bagi sawit
Baca juga: Ekonom tegaskan pentingnya akuntabilitas dan transparansi kebijakan
Baca juga: Ekonom tekankan perlindungan pekerja terdampak aktivitas bisnis
Suka(1)
Artikel Terkait
- 56 UMKM di Jakbar ikuti pelatihan komoditi makanan
- Program MBG Lampung telah jangkau 86 persen penerima manfaat
- Perpusnas dukung MBG, siapkan bacaan "bergizi" dukung peningkatan literasi
- Isaiah Hartenstein raih penghargaan Bob Lanier Community Assist
- SPPG Polres Grobogan percontohan dapur bergizi berstandar tinggi
- Serial Zomvivor Thailand tayang di Netflix, tambah wakil Asia Tenggara
- Festival sapi di Jember jadi solusi ketergantungan impor daging
- Menkomdigi: Indonesia negara kedua di dunia yang batasi anak bermedsos
- Kemendikdasmen: Pelaksanaan TKA di Papua lancar
- Kemarin, alasan penerbitan PP 38/2025 hingga anggota DPR nonaktif
Resep Populer
Rekomendasi

Mewujudkan ekonomi berkeadilan tanpa tambang

Wakapolri: SPPG Polri harus punya menu MBG khas daerah, simbol inovasi

Melania Trump bagikan dekorasi Gedung Putih untuk Halloween 2025

Lewandowski dan Olmo bisa kembali perkuat Barcelona saat hadapi Elche

Asuransi Jasindo Bangun Akses Pendidikan dan Kesehatan di Pedalaman Mentawai

Di hadapan Presiden Lee, Prabowo cerita Indonesia gandrungi K

Kemarin, tambang ilegal hutan Sekotong dan insentif guru honorer naik

Dokter nyangakan definisi label "sehat" pada kemasan ngak jelas